Tiga minggu sudah Maria, hidup sepi sendiri, walaupun sinyal kuat dari Kak Popa, Maria terima, tapi Maria kehilangan semangat untuk semuanya. Ada beberapa kali sms Maria tidak di jawab Kak Popa, yang membuat Maria mengambil keputusan. Ya sudah saatnya saya hidup sendiri, tidak boleh mengharapkan siapapun juga. Galau adanya. Maria sudah bosan bicara sendiri dalam sepi, rasanya semua hambar adanya. Magda begitu sibuk dengan pekerjaannya dan juga suaminya membuat dia hanya mempunyai waktu senggang untuk Maria, sungguh sangat sedikit. Tidak nampak bahwa dia adalah anak tunggal dan dekat dengan Bundanya. Perubahan telah terjadi, dan ini adalah proses yang abadi semua akan berubah menyesuaikan kondisi. Magda akan selalu ingat pada Maria begitu dia mempunyai masalah, bila tidak semuanya baik2 saja. Sampai Mariapun tidak ambil peduli, "ya sudah Magda sedang sibuk, diamlah dirimu Maria, agar kamu tidak di bentaknya ato Magda bicara secara emosi dengan mu": Maria menentramkan hatinya. Kadang Kak Darwishpun berkata pada Maria, :"telponlah anakmu". "telpon?" : kembali Maria berguman, saya tidak ingin di bentaknya. Bila sudah terlalu lama Magda tidak telpon pada Maria, Kak Darwish berusaha menelponkan Magda untuk Maria. Maria benar2 berhasil mendidik anak semata wayangnya menjadi anak yang mandiri, sampai begitu mudah melupakan Maria.
Kemarin di Kota, Maria berkata pada Magda :"bila bunda segera meninggal, kamulah yang akan menerima asuransi bunda sebagai ahli waris, bukan Ayahmu." Tidak disangka Maria, Magda segera menjawab :"saya lebih senang bunda hidup, daripada saya mendapat uang tapi bunda meninggal". Maria berkata :"tidak salah dengarkah bunda ? perasaan Adik sudah melupakan bunda temanmu sewaktu dirumah dulu". "Tidak bunda, tidak pernah saya melupakan bunda, hanya waktu saya tersita, sehingga suka emosi, bila dapat telp.": jawabnya. Maria berkata :"apakah bunda memarahimu, sehingga kamu emosi?" . "Tidak bunda, sayalah yang kurang sabar":kata Magda. Ketahuilah Madga, "bunda sampai tidak ingin menelponmu, agar bunda tidak sakit hati denganmu, bunda selalu menjaga perasaan bunda untukmu, agar doa bunda senantiasa baik dan berguna buatmu" :Maria berpesan. Walaupun sekota, Maria dan Magda tidak bisa berkumpul lama, setelah semalam di kota Maria, Madga kembali ke apartemennya, agar mudah transportasinya untuk bekerja.
Tidak disangka2, sms Kak Popa datang menyapaku, di hari menjelang Tahun Baru kami. Maria sangat bahagia, Maria tidak pernah sangka Kak Popa akan menyapa Maria kembali. Semangat hidup Maria timbul lagi. Maria tahu tidak boleh mengharapkan Kak Popa yang milik Wanita lain, tapi kenapa semangat hidup ini hilang begitu Kak Popa menghilang juga dalam sms Maria. Tuhan maafkan hambamu ini, begitu rapuh hidupku, tidak seperti yang terlihat dalam fisik Maria. Kelelahan hati Maria untuk menghabiskan hidup ini karena hidup dengan keluarga yang penuh emosi membuat Maria berkecil hati dan segan hidup.
Hari ini setelah pulang dari Rumah Tuhan, Maria sms pada Kak Popa, dan Kak Popa menjawab penuh kegairahan hidup. Dengan turun hujan lebat di rumah Maria, membuat Maria bahagia dan mengajak menari Kak Popa. "Siapa takut ?" : Jawab Kak Popa. Kak Popa selalu membuat Maria panas dingin dan berbahagia karenanya. Jarak Kak Popa tinggal jauuuuh sekali dari Maria, tapi Maria merasa Kak Popa selalu dekat dihati Maria. "Terima kasih Kekasihku sayang, keindahan dalam hidup masih dapat ku nikmati hari ini" : desah Maria dalam hati.
Kak Darwish sudah pergi hampir 5minggu, semoga rejeki yang di cari Kak Darwish membawa berkah kebahagian dalam rumah tangganya, bukan untuk kesenangan pribadi diluar rumah. Nampaknya Madga sudah terlambat bulan tapi hingga sekarang belum di periksa, rencananya baru akan di periksa minggu depan, sehingga hasilnya nampak jelas, walaupun sekarang sudah terjawab karena "alat sensitif" yang dipakai untuk mengetest.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar