Jumat, 15 Maret 2013

Akan Kirim Email

15 Maret 2013 sepulang dari Rumah Tuhan, Maria menelpon Kak Lidya, balasan telpon Maria, karena sebelumnya Maria tidak bisa menerima telpon Kak Lidya. Maria mencerita upayanya mencari penjelasan, siapa, apa dan kenapa, akhir2 ini Maria merasakan lain suasana rumahnya. Tentu Maria sangat bimbang dengan keadaan ini, Maria sering harus hidup seorang diri di rumah yang sepi tapi banyak kejadian yang tidak kasat mata terjadi padanya. Di bilang ketakutan ya enggak, di bilang enggak takut, kok takut. Serba tidak enak lah. Ternyata jawaban yang Maria terima sangat menentramkan hatinya, "mereka . . . beliau2 itu berada disini karena menjaga Maria, dari serangan2 yang tidak Maria ketahui". Puji Tuhan . . . Tuhan Dewi dan Alam semesta sangat mencintai saya, sehingga pasukan pengamanpun telah siap di rumahku.

Sebelum Maria berdoa untuk dirinya, Maria berdoa dulu untuk Kebahagiaan Kak Popa dan Anak2nya. Maria sangat ingin kedua anak yang masih kecil itu tetap mendapat cinta dari seorang Bapak Kandung yang sangat mereka cintai. Maria sangat ingin mereka tumbuh kembang dewasa penuh cinta dan kasih, berkat pengorbanan Bapaknya untuk tetap mencintainya. Bagaimana tidak di sebut berkorban ???
Ketika Ibu dan Bapak mereka sudah berpisah, Sang Bapak tetap harus mengunjungi anak2nya untuk merangkul dan menciumnya, pasti membutuhkan keberanian penuh menghadapi situasi disana. Mereka masih kecil, mereka masih ingin di peluk dan di cium, Maria yakin bila mereka sudah pubertas, mungkin mereka akan merangkul saja bila rindu karena tubuh mereka sudah berkembang dimana payudara sudah mengembang dan menstruasi sudah datang, mereka akan risih kalo di cium Bapaknya, tapi perasaan rindu dan cinta pada Bapaknya tidak akan pernah hilang.

Bapak dan Ibu di takdirkan berbeda, Bapak mempunyai perasaan lebih mudah melepaskan anaknya, sedangkan seorang Ibu, sampai tuapun, tetap merindukan anak-anaknya. Mungkin lho . . . perasaan ini ada karena anak-anak itu ada dalam tubuh Ibu selama 9 bulan 9 hari. Otomatis secara bathin di Ibu sangat dekat dan selalu merindukan anak2 mereka. Ibu Mertua Maria mengucapkan sebuah kiasan Cinta Ibu sepanjang jalan pada anaknya sedangkan cinta anak sepanjang galah pada Ibunya, bila anak-anak Ibu acuh padanya.
Ibu Mertua Maria adalah Produk Broken Home, Ibu sangat membeci Ayahnya, karena Ayah beliau, dengan santai meninggalkan mereka tanpa basa basi, untuk menikah dengan wanita lain. Kemudian Nenek tidak pernah menikah lagi. Dengan banting tulang Nenek membesarkan anak semata wayangnya, yaitu Ibu Mertua Maria. Ibu Mertua Maria sangat sayang pada Maria, ketika beliau melihat sendiri kekasaran yang dilakukan oleh anaknya si Darwish itu, tapi Maria tetap hormat dan santun pada Ibu Mertua, tidak pernah sedikitpun Maria perlihatkan sakit hatinya pada Mertua, malah sering Maria membela Darwish dengan alasan mungkin Kak Darwish tidak puas dengan Maria, sehingga Kak Darwish jadi uring2an sama Maria.
yaaa . . . Malah cerita yang lain.

Doa berikutnya Maria panjatkan untuk diri Maria dan mohon jawaban atas suasana rumah Maria, seperti cerita diatas itu. Kemudian doa di tutup seperti biasanya, untuk kebahagiaan semuanya.
Setelah ngobrol panjang dengan Kak Lidya, Maria sadar bahwa kesehatan Maria sekarang semakin tidak baik, serangan "dada kiri dan kepala terasa terpukul" beberapa kali sudah Maria rasakan. Maria kwatir, pada saat Maria seorang diri,dan tidak bisa tersadar akan serangan sakit ini membuat Maria tidak sadarkan diri, ato koma selamanya. Siapa yang akan dapat menolong Maria ???
Tidak ada, mungkin orang akan mendapatkan Maria setelah terbujur kaku dan bau.

Hari ini ,untuk keadaan Maria yang seperti ini, Maria memohon pamit pada Kak Popa untuk tidak bersms mesra lagi padanya. Maria tahu bahwa dengan demikian, hati Maria semakin membeku, tapi bagaimana lagi, dalam kehidupan sosial, mulut orang akan menyakitkan hati orang2 yang akan ditinggal oleh Maria, bila menemukan sms Maria , yang sedang berbahagia dengan Kak Popa yang tinggal di tempat yang sangat jauh dari kota Maria tinggal.

Maria, akan berusaha tetap berkirim email dan mengisi blog ini, bila Kak Popa masih mau membacanya dan pada saat kesehatan Maria prima.
Tuhan  . . . saya sudah capai hidup, hanya ini yang dapat Maria keluhkan pada Tuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari, tetap seperti biasa Maria selalu berusaha membahagiakan Kak Darwish yang mempunyai sifat nggak umum ini. Demi kami semua berbahagia. Kak Darwish, Maria, Anak, Mantu dan calon cucu berbahagia.
Maria selalu berharap Kak Popa dan anak2nya berbahagia, syukur2 kalo Kak Popa mw kembali pada Istri lamanya, yang selama ini sudah mendampingin hidup Kak Popa. Sehat, sakit, susah, senang mereka jalani bersama. Yaaa . . . Tuhan berilah kebahagiaan pada orang2 yang Maria cintai. AMIIIINNNN.

Nikmatilah hidup
yang tinggal seutas uban.
:) , ini sms Kak Popa di hari Senin, ketika Maria kembali ke kotanya, dan hidup dalam sepi sendirian.

Maria yang selalu mencintaimu, Kak Popa.

Senin, 04 Maret 2013

Hari ini

Sejak tahun baru mereka, Maria dan Kak Popa, saling ber sms, dengan begitu Maria sering mengisi tambahan file "sms-an" dengan Kak Popa. Entah kenapa, kali ini waktu menyimpan tidak tersimpan dengan baik, sialnya yang hilang bukan saja yang baru Maria ketik. Tapi semuanya, semuanya dari awal mereka bersms-an hingga hari itu menghilang.

Maria sedih, Maria kehilangan semua kenangan indah bersama Kak Popa. Itulah obat kerinduan Maria pada Kak Popa, membaca dan membaca ulang sms mereka. Kata2 Kak Popa sering membangkitkan kebahagiaan di hati Maria. Semua hilang, kosong, tinggal sebuah nama file saja tanpa isi.
Maria mencoba mencari sms di account milik Maria, satu persatu Maria teliti, adakah terselip ketikan sms itu?
Benar , tidak percuma Maria teliti, Maria mendapatkan beberapa sms yang amat sangat indah buat Maria. salah satunya "Cinta sejati tidak pernah hilang", dari Kak Popa. Kalimat ini yang membuat hubungan mereka mencair lagi, yang Maria kira akan membeku selamanya.

Hari ini . . . hari yang teraneh buat Maria, Maria merasa beberapa kali bibir Maria di cium, dengan indah. Biasanya Kak Popa akan memberi sinyal pada dagu Maria, tapi kali ini kok bibir Maria ya. Hmmm Kak Popa , terimakasih, bila ini memang Kak Popa yang melakukan. Bukan . . . bukan kedutan, beda banget rasa kedutan dengan ciuman. Itulah percintaa Kak Popa dan Maria, mereka lakukan dalam jarak jauh tapi selalu membikin perasaan Maria melambung. Maria tidak tahu mengapa Kak Popa selalu memberi sinyal pada dagu Maria. Mungkin memang bagian itu yang selalu membuat Kak Popa teringat pada Maria. Orang Jawa bilang "dagu nyatis". Entahlah apa benar dugaan Maria, dan hal ini belum pernah Maria tanyakan pada kak Popa. Waktu SMA dulu Kak Popa bilang suara Maria yang membuat dia jatuh cinta pada Maria. Sebagai seorang "turunan" memang Maria cukup cantik, tapi tidak seputih Kak Popa, mungkin malah dibilang hitam ya. "Ya nggak, Kak Popa ??? Maria bertanya sambil tersenyum. Ach Kak Popa . . . Maria merindukanmu.