Selasa, 25 Juni 2013

Hari demi hari

Akhirnya bulan bahagia ini telah dapat Maria lewati dengan penuh bahagia. Semua memberi ucapan tidak terkecuali Kak Popa. Rencana mau berbahagia dengan keluarga besar di kota Magda, terpaksa harus terbang kembali kekota kuliah Magda, karena Kak Darwish segera tiba di rumah.
Puji Tuhan di hari bahagia itu Kak Darwish bersimpati pada Maria, tidak sedikitpun dia memperlihatkan ketidaksukaannya pada Maria. Hari Hujan deras, petir bertalu2, kami berdua hanya dapat bergulung ditempat tidur. Maria sedang kena radang kandung kemih, sedangkan Kak Darwish flu berat. Hampir 2 minggu kami tidak banyak beranjak dari ranjang. Tidur dan tidur di tonton TV. Yang pasti kamar berbau obat gosok terus, obat itu hanya membuat kami dapat melupakan kesakitan sesaat, dan kemudian menggosok lagi berulang kali.

Maria langsung ke RS, ketika mendarat di kotanya untuk konsul ke dokter langganannya, untung beliau pas praktek, sehingga Maria tidak perlu ke UGD. Baru beberapa hari Maria di kota Magda, Maria terserang sakit ini, tapi Maria abaikan, Maria anggap sebentar lagi sembuh, hari demi hari semakin parah, apalagi ketika di dalam pesawat, sakit itu sontak terasa lebih parah, yang membuat Maria sewaktu turun tertatih-tatih 1 demi 1 melangkahkan kakinya dengan sangat lambat, sehingga tiba di ruang barang tinggal barang Maria yang berputar. Karena hal ini sudah tidak mungkin Maria abaikan, langsung Maria minta taxi mengantarnya ke RS. Pesan dokter hanya 1, yaitu Tidak boleh bersenggama. "Mana mungkin dokter, sy tidak memberinya, dia baru sj pulang dari lapangan": jawab Maria. Dengan enteng dokter menjawab : "ya Ibu ingin sembuh ato sakit lebih lama". Itulah sebabnya Maria terpuruk hingga 2 minggu, karena harus tiap hari meladeni keinginan Kak Darwsih yang telah berpuasa selama 3 minggu, walaupun dia juga dalam keadaan sakit flu berat. Inilah hidup Maria, dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah. Mungkin juga karena ini yang membuat Kak Darwish tidak ingin meninggalkan Maria. Maria tidak pernah menolak, dalam keadaan apapun juga, capai, sibuk ataupun sakit sekalipun. Yaaa dalam hati Maria berkata :" nanti kalau dia sudah keluar kan dia juga lega, nggak resek lagi". hehehe Maria tersenyum. Maria harus minum air putih sebanyak 8gelas, target selalu berhasil dan hasil nyata pipi Maria menjadi cabi, tapi berat badan tidak bertambah.

Suatu masa yang sangat indah mereka berdua sakit, terlentang di kasur di temani siaran TV. Maria sering buang air kecil, sedangkan Kak Darwish buang ingus dan batuk2 yang luar biasa. Tidak pernah 1 kalipun Kak Darwish marah pada Maria. Walaupun begitu semua urusan rumah tetap Maria kerjakan diantara "tepar" dan "tepar". Untung sekarang Maria Catering, sehingga tidak perlu masak berat, hanya hari Minggu ato hari "Ibu Catering" libur, baru Maria memasak. Pokoknya Cin Cai-lah Kak Darwish dengan keadaan Maria.

Nah setelah mereka berangsur sembuh, kumatlah Kak Darwish membantai perasaan Maria. Kata hati Maria : "silahkan kamu marah-marah, akan gue acuhin, yang gue perlukan uang loe untuk saya dan anakku". Jarang sekali Maria membantah atau perang mulut dengan Kak Darwish. Magda sedang hamil, dia sudah memberitahukan bahwa dia sangat membutuhkan bantuan dari Ortunya. Nanti akan di kembalikan bila uang dari kantor sudah turun.
Inilah tugas Ibu yang terberat selalu mengorbankan diri demi anaknya, padahal dari hamil dulu juga sudah berkorban, dah jadi kebiasaan berkorban kale, jadi kalo nggak mengusahakan kebahagiaan anaknya rasanya hatinya sendiri yang tersayat.

Suatu hari Kak Darwish melihat TV, dan ada di lihatnya pengobatan alternatif, jadi begitu Maria bangun langsung Maria di ajak berobat. Maria tidak bisa berdebat lagi, mau tidak mau menurutin kemauan suaminya. Oia Maria dan Kak Darwish mempunyai jam tidur yang berbeda. Maria selalu diatas jam 02. Sedangkan Kak Darwish selalu pulas beberapa menit setelah makan malam, tapi kalau dia lihat Maria di depan laptop, dia tidak kunjung tidur, sampai Maria mematikan laptopnya. Tentu Maria harus membuang keinginan di depan laptop daripada Kak Darwish sakit karena tidur terlalu larut.

Hasil dari alternatif ini agak melegakan Maria. Mengenai kepala suka nyeri itu akibat kekurangan stok oksigen, yang terganggu kekepala karena jaringannya terganggu adanya akar-akar dari tumor, belum tentu ada tumornya di otak. Memang hasil city scan kepala 1,5thn yang lalu, belum ada yang tumbuh di kepala, begitu juga yang ke jantung juga terganggu. Terserahlah apapun juga diagnosa intinya, karena adanya tumor di kanan dan kiri payudara sudah bertambah. "Puji Tuhan, semoga Tuhan memberi kesehatan yang prima selama saya masih hidup" : batin Maria berkata. Berbagai macam pantangan makanan dan minuman, termasuk teh dan coklat kesukaan Maria. Sejak kepala Maria sering sakit Maria jadi sering minum dan makan coklat drag. Setelah makan ato minum coklat membawa rasa lebih nyaman di kepalanya. Selain minum kapsul herbal sebanyak 27 butir perhari, sebulan 6x, Maria harus menjalanin spa dg herbal, disinari infra merah kemudian di siksa akupressur dan totok. Setiap terapi rasanya badan Maria semakin remuk, benar2 menyiksa tubuh dan mental. Tapi Maria tidak dapat menghindar, Kak Darwishnya sudah membayar untuk 1 paket.

Oia Kanker payudara Kak Lidya sudah semakin parah dan menyebar. Semoga Tuhan memberikan hal-hal yang membahagiakan Kak Lidya, selama masa hidupnya ini nanti. Begitu juga Theresia, Tumor kelenjarnya bertambah besar dan juga beranak lagi. Yaaa inilah kerja tumor dan kanker yang terjadi dalam keluarga Maria, beranak dan menyebar. Puji Tuhan kami semua bukan tipe pengeluh, jadi begitu serangan nyeri hilang, kami kembali beraktifitas, sehingga keluarga tidak perlu terlantar.

Malam ini dan hari-hari berikutnya Maria istirahat sebagai istri, inilah enaknya jadi Istri Kak Darwish ada masa dikala istri bisa istirahat total, tapi justru kontrol darinya tidak habis-habis, pagi siang dan malam di telpon selalu, dipantau posisi Maria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar