Sabtu, 31 Maret 2012

Sujud pada Dewi

     Kemarin, 31 Maret 2012, Maria melaju motornya ke Rumah Tuhan untuk menenangkan hatinya, dari berita yang membawa hatinya sangat bersedih. Suatu pukulan yang datang, dimana waktu itu Maria sedang belajar untuk pasrah diri akan keadaannya. Sungguh tak terduga pembicaraan Maria dan Theresia, berakhir tangis yang menyayat hati Maria.

     Selama ini hati dan pandangan Maria terhadap Kak Popa sangat positif, bagaikan Maria melihat sifat-sifat Ayahnya ada pada Kak Popa, seorang Ayah yang bijaksana, penuh kasih dan setia pada orang yang dicintainya. Maria begitu bahagia akan perjumpaan kembali dengan Kak Popa. Tapi malam itu Theresia dengan sungguh-sungguh menceritakan bagaimana perlakuan Kak Popa pada Theresia dikala chatting dengannya pada saat dia di luar negeri. Malah dia memaksa Maria untuk melihat hasil chattingnya dengan Kak Popa. Tentu Maria tidak bersedia, untuk melukai hatinya lebih dalam. Cukup cerita itu menjadikan Maria semakin yakin bahwa Pria dimanapun sama saja, dikala melihat dan mendengar seorang wanita cantik menderita dalam perjalanan hidup perkawinan dan kehidupannya, Pria itu berusaha untuk mendapatkan simpati wanita dengan cara-caranya, yang hasil akhirnya bahwa dia dapat menikmati cinta wanita yang sedang tersesat itu. Sungguh menyedihkan dunia wanita ini.

     Beda sekali dengan wanita, akan sungguh-sungguh mencintai pria yang membantu menghilangkan pedihnya dengan perasaannya sepenuh hati, itulah yang suka menghancurkan hidup wanita. Kesungguhan mencintai seseorang pria dapat mencabik-cabik hidupnya.
Kak Popa , Maria memaafkan semua kelakuanmu, tapi mohon maaf ya, Maria sekarang hatinya tidak bisa percaya 100% lagi pada Kak Popa, dan Maria juga mohon maaf apabila selama berjalan dengan Kak Popa ada salah kata dan perbuatan dengan Kak Popa. Semoga Kak Popa dan Tuhan memaafkan Maria, doa Maria dalam hati.

     Setelah cukup lama Maria bersujud dan terpungkur di Kaki Dewi, Maria beranjak berdiri dan keluar dari Rumah Tuhan dengan hati yang tenang. Maria merasa lega setelah semua keluh kesah dan tangis, dia ungkapkan pada Dewi yang sangat di percayanya akan membantu dan menyayangi dia dengan tulus iklas.

     Hidup harus tetap dijalaninya, tanpa tahu apa yang harus dihadapinya kedepan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar