Kamis, 17 Januari 2013

Menari dengan Kakak

Semalam perjalanan KA dari kota S menuju kota Maria, membuat Maria terkenang 1,5 tahun yang lalu sewaktu mengadakan  perjalanan indahnya bersama Kak Popa. Tiada ada rasa lelah bagi mereka berdua, ada saja kelakuan dan kata2 Kak Popa yang membuat Maria tertawa ato tersenyum. Perjalanan sepasang kekasih SMA, yang menyisakan kenangan indah buat Maria hingga kini. Suatu percintaan dengan di bumbuiin sentuhan fisik yang memabukan. Hhhmmm berarti ketagihan donk? Walaupun membuat hati Maria melambungsetinggi langit, Maria berusaha membuat semuanya menjadi indah saja, tapi tidak ingin menyakitkan hatinya.

KA sangat terlambat, sehingga Maria tiba di rumah sudah cukup malam. Maria mengabarkan pada Kak Popa, bahwa dia telah selamat tiba di rumah. Kak Popa menjawab kabar itu dengan menginfokan,
Bekasi banjir
Jakarta tenggelam
Sekarang sedang hujan sangaat lebat
Kalau bisa jangan ke Jakarta dulu!.
Setelah mengeluarkan semua barang2 dari tas bawaannya, Maria membersihkan diri dan menyetel flash disk, yang berisi lagu2 juga "kidung spritual", Maria berangkat tidur.

Pagi hari ketika cucian sudah di jemuran, Maria menerima sinyal Kak Popa, yang membuat Maria menari dengan berulang kali memanggilnya dan berakhir dengan indah. "Inilah hidupku sekarang, menikmati dunia dengan khayalan dan merasakan semuanya adalah nyata" : Maria berkata dalam hati.

Hari2 tetap berjalan dengan otomatis saja, Kak Darwish sudah di lapangan, Maria di rumah sendirian dalam dunia khayalannya dan Kak Popa dengan kekasih dan juga kesibukan pekerjaannya.
"Semoga mereka semua berbahagia" : guman dalam hati ku.

Jumat, 11 Januari 2013

Kemana semangat itu ?

Itulah hidup Mariaku.
Itu pilihan.
Tapi pintu kebebasan tidak pernah tertutup selama
semangat masih menyala.

Kata-kata Kak Popa menghibur hati Maria yang sedang dilanda kegalauan. Sudah sering Maria mohon agar dapat istirahat dari kehidupannya. Rasa kelelahan dan kebosanan dalam hidup sudah sangat susah di acuhkan oleh Maria. Bukan berarti Maria tidak percaya Tuhan dan Pengatur Alam. Maria pasrah tapi kali ini bukan pasrah untuk menerima cobaan hidup, tapi pasrah tiadanya keinginan untuk kehidupan lebih lama lagi. Semua hal tidak membuat Maria bersemangat.

Dimana hari-hari Maria melihat Kak Darwish begitu asyik dengan Hp-nya, pagi siang malam sepanjang waktu, sewaktu matanya masih belum terlelap. Kehidupan mereka begitu hambar. Pagi siang malam, tiada lagi ada yang di tunggu, semua pada posisi masing2, dimana Maria lebih sering selonjor di kasur dan Darwish duduk di ruang tamu dengan hp dan remot tv. Bila Kak Darwish ingin istirahat, dia lebih memilih kasur2 lain yang tiada Maria diatasnya. Kamar anak, kamar atas, semua di tidurinnya.

Maria enggan mendekati Kak Darwish, Maria kwatir kalau kedatangannya akan membuat Kak Darwish marah karena merasa terganggu. Maria hanya dapat melihat dan berjalan menjauhinya. Dunia begini amat ya, :" kata hati Maria.
Dulu Maria bisa merasa bahagia bila Kak Darwish pergi, ada anak yang akan selalu menemani malamnya, ada Kak Popa yang membuat Maria merasa hidupnya berharga dan bahagia. Sekarang semua itu telah sirna, tinggal Maria sendiri, sepi dengan hati yang hanya dapat berguman dengan nada sumbang. Aneh sekali kata-kata itu bisa menjadi sumbang dan terasa kosong dihati Maria.

Hidup kapan akan berakhir ? Hanya Tuhan dan Pengatur Alam yang mengetahuinya.

Minggu, 06 Januari 2013

10 menit

Perjumpaan tidak terduga dan sama sekali diluar dugaan Maria. Ketika siang itu Kak Popa mengabarinya dengan sms, bahwa : "Kak Popa ada di kota Maria dan ingin berjumpa". Segera Maria menjawab :"iya K, dimana? dengan hati yang sangat bahagia dan berbunga2.

Ternyata K Popa transit di bandara, pas pada siang itu Mariapun akan menjemput Kak Darwish. Tepat banget, Tuhan mengizinkan Maria berjumpa dengan Kak Popa. Pesawat datang agak terlambat dari yang di sampaikan oleh Kak Popa. Hati Maria berdebar2 terus :"siapakah yang akan sampai lebih awal, Kak Popa atau Kak Darwish". Ternyata Kak Popa datang lebih awal. Waktu yang sangat singkat, Maria pergunakan sebaik mungkin untuk mengetahui keadaan Kak Popa dan anak2 Kak Popa.

"Semua baik2 saja, anak2 semakin mandiri" : kata Kak Popa. Jawaban Kak Popa lainnya dari pertanyaan Maria, cukup membuat Maria tenang. Apapun juga keadaan Kak Popa, Maria terima dengan segenap hati, ini kehidupan Kak Popa, Maria tidak akan usil, Kak Popa adalah orang yang sangat Maria cintai.

Tidak lama kemudian Kak Darwish tiba, dan dia marah2 setelah mengetahui Maria tidak berdiri di depan pintu kedatangan. Yach Maria memang tidak berdiri disana, tapi sebelum Kak Darwish terbang Maria sudah bilang :"siapapun yang sampai lebih akhir akan berjumpa di tempat yang sudah Kak Darwish setujui". Memang adat keras Kak Darwish saja yang merasa tidak dipedulikan membuatnya sewot. Kak Lidya bilang :"dia itu cemburu, maria". Dengan nada terkejut Maria menjawab :"cemburu, kayak apa saja, diakan kenal baik dengan Kak Popa, kenapa cemburu?" . Dengan santai Kak Lidya menjawab lagi :"biasa laki2 merasa ego-nya terganggu, jadi unjuk gigi".

Biarlah mau cemburu atau tidak, buat maria tidak masalah. Maria sedang bahagia. Maria merasa Kak Popa bahagia berjumpa dengan Maria. Maria bahagia banget melihat sorot mata Kak Popa. Benar kata Kak Popa, cinta sejati tidak pernah hilang dari dirinya. Begitu juga Cinta Maria pada Kak Popa tidak pernah hilang, walaupun mereka tidak pernah mendapat kesempatan untuk bersatu.

Maria yakin seyakin-yakinnya bahwa mereka masih bersatu, dalam dunia "hati".