Jumat, 11 Januari 2013

Kemana semangat itu ?

Itulah hidup Mariaku.
Itu pilihan.
Tapi pintu kebebasan tidak pernah tertutup selama
semangat masih menyala.

Kata-kata Kak Popa menghibur hati Maria yang sedang dilanda kegalauan. Sudah sering Maria mohon agar dapat istirahat dari kehidupannya. Rasa kelelahan dan kebosanan dalam hidup sudah sangat susah di acuhkan oleh Maria. Bukan berarti Maria tidak percaya Tuhan dan Pengatur Alam. Maria pasrah tapi kali ini bukan pasrah untuk menerima cobaan hidup, tapi pasrah tiadanya keinginan untuk kehidupan lebih lama lagi. Semua hal tidak membuat Maria bersemangat.

Dimana hari-hari Maria melihat Kak Darwish begitu asyik dengan Hp-nya, pagi siang malam sepanjang waktu, sewaktu matanya masih belum terlelap. Kehidupan mereka begitu hambar. Pagi siang malam, tiada lagi ada yang di tunggu, semua pada posisi masing2, dimana Maria lebih sering selonjor di kasur dan Darwish duduk di ruang tamu dengan hp dan remot tv. Bila Kak Darwish ingin istirahat, dia lebih memilih kasur2 lain yang tiada Maria diatasnya. Kamar anak, kamar atas, semua di tidurinnya.

Maria enggan mendekati Kak Darwish, Maria kwatir kalau kedatangannya akan membuat Kak Darwish marah karena merasa terganggu. Maria hanya dapat melihat dan berjalan menjauhinya. Dunia begini amat ya, :" kata hati Maria.
Dulu Maria bisa merasa bahagia bila Kak Darwish pergi, ada anak yang akan selalu menemani malamnya, ada Kak Popa yang membuat Maria merasa hidupnya berharga dan bahagia. Sekarang semua itu telah sirna, tinggal Maria sendiri, sepi dengan hati yang hanya dapat berguman dengan nada sumbang. Aneh sekali kata-kata itu bisa menjadi sumbang dan terasa kosong dihati Maria.

Hidup kapan akan berakhir ? Hanya Tuhan dan Pengatur Alam yang mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar