Sabtu, 15 Januari 2011

Kisah Maria

Maria menikah dengan kenekatan yang mereka punyai berdua, karena hingga saat mereka harus berpisah, tak pernah ada persetujuan dari Orang Tua mereka berdua, terutama dari Orang tua Darwish, sedangkan Orang tua Maria akhirnya tidak bisa berbuat banyak, atas tindakan Maria itu.

Tuntutan Orang tua Maria untuk segera Maria menikah, karena Maria sudah di"langkahi"  Theresia, adik Maria selama 4thn, membuat Maria kebingungan. Bagaimana tidak bingung calon suami yang Maria ajukan belum diterima 100%, Maria coba ajukan seperti apa yang mereka inginkan pun, ada ketidak cocokannya juga, akhirnya Maria memaksakan diri, untuk tetap memilih calon terakhir. Bagaimanapun juga pilihan terakhir Maria ada memenuhi kriteria mereka, yaitu sudah lulus, lebih tua dan mempunyai masa depan yang bisa diharapkan.

Setelah perpisahan panjang yang mereka lalui [Maria dan Darwish], dan juga tidak pernah terpikir akan berjumpa lagi akhirnya mereka dapat bertemu lagi berkat bantuan sahabatnya waktu SMA, kemudian mereka bersepakat memilih hamil dahulu. Apa boleh buat tidak ada jalan lain.

Menjelang Maria pulang ke kota, Maria pergi kerumah Tuhan, Maria berdoa disana, tanpa terasa Maria menangis sampai terisak-isak, Maria tahu pilihannya pasti tidak di sukai siapapun, begitu juga oleh kedua belah pihak orang tua mereka. Mungkin sudah Kehendak Tuhan, di bulan berikut Maria hamil, dan hal ini Maria ceritakan pada Darwish, yang disambut dengan sangat bersuka cita oleh Darwish. Maria merasa menjadi wanita yang sangat beruntung dan berbahagia telah memilih Darwish sebagai calon suaminya.

Begitu kabar mereka sampaikan pada masing-masing Ortu. langsung pecah tangis , amarah dan air mata, mau di ingkari, semua sudah terjadi, anak dalam rahim harus mempunyai bapak, sedangkan disana sebagai pemilik anak laki-laki merasa berkwajiban anaknya harus bertanggung jawab. Akhirnya Orang tua Darwish melamar Maria, tapi pada saat menikah  Umi Darwish tidak mau hadir, Umi mengunci diri dalam kamar, dan Umi mengunci hatinya untuk beberapa tahun kemudian terhadap Maria.

Walaupun istilahnya calon Maria sebelumnya tidak disetujui, tapi dalam mengadakan upacara perkawinan, Ortu Maria menuntut berbagai acara, yang harus di biayai oleh Darwish. Hal ini memang sudah Maria ketahui pada saat Maria remaja. Siapapun yang akan menikah harus mempersiapkan biaya sendiri, tapi harus sesuai dengan ketentuan Ortu. Hebatkan Ortu Maria, semua anak-anaknya tidak dapat mengelak dari tugas ini. Untung ada Kak Lidya, Kakak kandung Maria yang cukup berada, siap membantu meminjamkan emas-emasnya untuk segala upacara agar dapat terselenggara dengan baik. kemudian Ortu Maria, membantu mereka dengan menyarankan pihak keluarganya datang tidak membawa bingkisan hadiah, tapi berupa sumbangan makanan ataupun minuman. Upacara pernikahan berjalan lancar dan meriah.

Kehidupan berkeluarga mulai Maria jalani dengan tetap berkegiatan sebagai mahasiswa tingkat akhir. Darwish tinggal di kota untuk mencari kerja dan hidup ikut orang tuanya. Sebenarnya Darwish punya backing orang kuat untuk masuk perusahaan bonafit, tapi Darwish punya prinsip ingin bekerja atas kemampuannya sendiri, sehingga Darwish harus cari kerja kesana kemari. Setelah Maria ajak bicara dari hati ke hati akhirnya, Darwish mau bekerja pada orang yang pertama melamar Maria, tapi waktu itu Maria belum berkeinginan menikah. Pria itu tidak dendam pada Maria malah membantu agar Darwish bekerja dan dapat menafkahi Maria. Maria sangat bersyukur Tuhan mengirim Pria baik itu dalam kehidupannya.

Setiap pulang kerja di tambang, Darwish selalu menjenguk Maria, hingga akhirnya  Maria melahirkan. Maria terpaksa melahirkan tanpa ditungguinya karena Darwish dipanggil ke kota untuk urusan kantor. Darwish datang tepat Maria menjelang pulang dari rumah sakit bersalin, tak dinyana teman kost Darwish, datang mencarinya dengan membawa mobil. Sungguh Tuhan memberi kemurahan yang tak terhingga untuk Maria.

Sehari setelah Maria tiba kembali di rumah, Helga [Kakak Maria] memberi tahu bahwa Darwish di PHK karena perusahaan bangkrut akibat devaluasi. Anehnya Maria tidak terkejut, dengan tenang Maria tanyakan pada suami, apakah benar kabar itu. Darwish hanya sanggup mengangguk, dengan cepat Maria timpalin, tidak perlu bersedih, Kakak-kan masih bisa cari kerja di tempat lain, entar Maria bantu dengan mengajar. Sehingga Maria mempunyai uang saku.

Maria seorang wanita optimis, tidak sedikitpun kesedihan yang terlintas dalam benak, tentang PHK Darwish. Hari-hari Maria jalani dengan gembira. Atas kasih sayang  Theresia, dia membantu mengajari Maria mengurusin bayi. Sayang Darwish berkelakuan tidak "sopan" padanya, terjadilah pelecehan itu. Dengan kelakuannya yang sengaja menabrak-nabrak Theresia seolah-olah tidak ada jalan lain, tapi sekaligus tangannya "menciwel paha" Theresia. Setelah 2 ato 3 kali berbuat begitu, Theresia yakin bahwa itu disengaja, kemudian Theresia bercerita pada Maria, dan pamit untuk tidak membantu Maria lagi. Maria sedih mendengar hal ini, yang sebenarnya Maria saksikan sendiri dengan matanya, seolah-olah  Darwish bercanda ternyata Theresia merasa dilecehkan. Ya tentunya begitu, mana ada Kakak Ipar sejahil itu kalo tidak mau di sebut KURANG AJAR.

Maria sampaikan pesan Theresia tentang ketidaksukaannya, dan Darwish mengingkari perbuatan itu, walaupun Maria sampaikan juga melihatnya langsung, tapi karena tidak Maria ucapkan langsung pada saat kejadiaan Darwish mengelaknya. Sejak itu Maria kurang percaya padaDarwish.

Sejak di PHK, Darwish sempat berkerja menetap di Pulau Irian, tapi tidak lama hanya 6 bulan karena tidak suka.
Setelah lulus kuliah, Maria mendapat pekerjaan pada perusahaan yang bergerak di bidang KONSULTAN, Maria di terima sebagai sekretaris. Kali ini Darwish tetap menjenguk Maria setiap 2 minggu sekali agar teman kerja tidak tahu bahwa Darwish sedang menganggur. Maria tidak ingin mendapat image bahwa sekretaris yang satu ini butuh uang dan kesepian bisa diajak kencan. Semua berjalan lancar hingga Darwish mendapat kerja di tempat semula, karena ekonomi negara sudah mapan lagi. Kemudian Maria diminta ke kota olehnya dan di kota Maria mendapat perkerjaan yang sama, hanya berbeda perusahaan.

Maria mengontrak rumah bersebelahan dengan kontrakan Ortu Maria, Maria lakukan hal ini agar anaknya ada yang ngawasi selama Maria kerja, kecuali pembantu, juga tempat kerja Maria semakin dekat.
Tak disangka masa jaya Maria berakhir dengan cepat, Maria jatuh sakit berkali-kali hingga membuat Maria harus mengundurkan diri dari bekerja, Maria tidak kuat untuk menahan nyeri yang berulang kali datang menyiksanya, disetiap saat.

Sejak Maria tidak bekerja peringai Darwish berubah, Darwish menjadi sangar, tajam lidah dan suka membentak, juga sangat hitungan dengan uangnya, menjadi sangat kikir.  Mungkin memang sebelumnya sudah kikir tapi karena Maria punya uang sendiri hal ini tidak terasa, yaa Maria mulai menghitung, benar Maria tidak mempunyai tabungan kecuali emas yang dibelinya bila mendapat bonus dari kantor. Berarti selama ini mereka lebih banyak hidup dari uang Maria.

Kata-kata makian semakin sering terlontar, kamu itu bodoh, tolol dan goblok dengan nada keras, mungkin sekampung juga dengar. Padahal begitu tiba di rumah Maria harus selalu siap menservisnya, sakit tidak sakit harus Maria laksanakan tugas itu. Kemudian setelah puas Darwish kerjain Maria, langsung minta laporan keuangan, yang akan menjadikan Darwish berkata-kata semakin kasar bila sisa uang hanya sedikit. Walaupun sering kali Darwish, diminta istirahat dahulu, besok saja memeriksa laporan keuangan oleh Maria, tetap kekeh Darwish berkata, :"saya belum capai masih bisa membaca sekarang". Itulah Darwish yang sekarang menjadi monster dalam hidup Maria.

Maria semakin terpuruk baik dengan penyakit yang sangat menghabiskan biaya, menyedot semua tenaganya, juga kelakuan Darwish yang semakin menjadi-jadi. Dalam dompet Darwish selalu tebal bila berangkat kerja dan akan sangat tipis pada saat pulang, padahal semua transport, penginapan dan makan sudah di biayai oleh kantor. Maria merasa Darwish selalu bersenang-senang di luar, kemudian marah-marah karena menutupi tingkahnya sendiri, agar Maria diam, membisu tidak berani bertanya. Sungguh Darwish sangat keterlaluan. Magda, Anak mereka selalu dibentaknya sehingga Magda sangat tidak menyukainya. Apakah ini Nasib ataukah Karma yang harus Maria lunasin ??? Maria tidak tahu kecuali pasrah dengan keadaan.

Diposkan oleh maria_popa di 00.51 , Kamis 5 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar